Seiring bertambahnya usia, berbagai fungsi tubuh mengalami perubahan, tak terkecuali jantung. Penyakit jantung lansia menjadi perhatian khusus karena prevalensinya yang meningkat dan dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup. Memahami berbagai jenis penyakit jantung pada lansia adalah langkah awal yang penting untuk pencegahan dan penanganan yang tepat. Lantas, apa saja jenis-jenis penyakit jantung lansia yang paling umum? Mari kita bahas lebih lanjut.
Pertama, salah satu jenis penyakit jantung pada lansia yang sering ditemui adalah Penyakit Arteri Koroner (PAK). Kondisi ini terjadi akibat adanya penumpukan plak (aterosklerosis) di dinding arteri koroner, yaitu pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi ke otot jantung. Akibat penumpukan ini, aliran darah ke jantung menjadi terhambat, yang dapat menyebabkan nyeri dada (angina), sesak napas, bahkan serangan jantung. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk memantau kadar kolesterol dan tekanan darah secara teratur.
Selain itu, Gagal Jantung juga merupakan jenis penyakit jantung pada lansia yang umum. Gagal jantung terjadi ketika otot jantung melemah atau kaku, sehingga tidak mampu memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti mudah lelah, sesak napas, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki. Lebih lanjut, gagal jantung dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk PAK, hipertensi, dan diabetes.
Kemudian, Aritmia atau gangguan irama jantung juga sering terjadi pada lansia. Aritmia adalah kondisi di mana detak jantung menjadi tidak teratur, bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan. Sebagai contoh, fibrilasi atrium adalah jenis aritmia yang umum pada lansia dan dapat meningkatkan risiko stroke.
Tidak hanya itu, Penyakit Katup Jantung juga termasuk dalam jenis penyakit jantung pada lansia. Katup jantung berfungsi untuk mengatur aliran darah antar ruang jantung. Seiring bertambahnya usia, katup jantung dapat mengalami pengerasan (stenosis) atau kebocoran (regurgitasi), yang mengganggu aliran darah dan memaksa jantung bekerja lebih keras. Akibatnya, lansia dengan penyakit katup jantung dapat mengalami gejala seperti sesak napas, nyeri dada, dan pusing.
Di sisi lain, Hipertensi atau tekanan darah tinggi meskipun sering dianggap sebagai faktor risiko, pada lansia yang sudah berlangsung lama dan tidak terkontrol dapat berkembang menjadi Penyakit Jantung Hipertensi. Tekanan darah tinggi yang kronis memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penebalan otot jantung (hipertrofi ventrikel kiri) dan meningkatkan risiko gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Oleh karena itu, penting untuk menjaga tekanan darah tetap dalam batas normal.
Terakhir, Perikarditis atau peradangan pada lapisan luar jantung (perikardium) juga dapat terjadi pada lansia, meskipun lebih jarang. Kondisi ini seringkali menyebabkan nyeri dada yang tajam dan dapat diperburuk oleh batuk atau menarik napas dalam. Meskipun demikian, perikarditis biasanya dapat diobati dengan obat-obatan.
Kesimpulannya, terdapat berbagai jenis penyakit jantung pada lansia yang perlu diwaspadai. Mengenali gejala dan faktor risiko dari masing-masing jenis penyakit ini sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang efektif. Oleh sebab itu, lansia dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin dan mengadopsi gaya hidup sehat untuk meminimalkan risiko terkena penyakit jantung lansia. Dengan pemahaman dan tindakan pencegahan yang tepat, kualitas hidup lansia dapat terjaga dengan baik.